Sabtu, 26 Maret 2011

Menyiasati Anak Sulit Makan (Part 2)


Mengapa kesulitan makan tidak terjadi pada semua anak ?
Penyebab kesulitan makan pada anak banyak faktornya, namun akan timbul bila ada faktor-faktor:
  1. Predisposisi:
    • genetic
    • jenis kepribadian anak (labil, emosional)
  2. Pencetus :
    • masalah dalam keluarga seperti perceraian, ibu yang bekerja
    • masalah di sekolah misalnya anak tidak siap untuk bersekolah, atau anak yang terlalu padat kegiatannya sehingga tidak ada waktu untuk makan
    • saat akil balik dimana terjadi perubahan hormonal yang mempengaruhi emosi.
  3. Prepetuate: masalah yang sebenarnya bisa cepat diselesaikan bisa menjadi berkepanjangan tergantung sikap orang tua dalam mengatasi masalah
    • tanggapan pd keadaan misalnya kesesuaian bentuk makanan, keinginan anak ditemani makan, disiplin waktu makan
    • tanggapan terhadap gangguan fisik: gangguan menelan atau muntah
    • tanggapan terhadap kelakuan: marah atau pendekatan
Statistik gangguan makan pada anak
  • sepertiga anak saat usianya mencapai 5 tahun pernah mengalami kesulitan makan derajat ringan hingga sedang. Jenis kesulitan makan anak, terutama anak yang pemilih makanan dan anak dengan porsi makan sedikit.
  • Pada anak batita 2/3 anak mengalami kesulitan makan selama 1 tahun dan 1/3nya berkepanjangan hingga 5 tahun.
  • Bila anak mengalami sulit makan sejak usia 1 tahun, 70% anak akan mengalami masalah hingga usia 4 tahun.
Apa yang dapat dilakukan untuk menyiasati anak sulit makan?
Cari akar permasalahannya, sesuaikan dengan masalahnya. Beberapa anjuran yang dapat dilakukan:
  1. Ubah pandangan orang tua terhadap porsi anak. Bila porsi anak tidak bisa banyak, berilah makan berkali-kali dalam porsi kecil. Kudapan dan buah yang diberikan pada saat yang tepat juga merupakan sumber kalori yang baik.
  2. Anak menyukai situasi makan yang menyenangkan (bila makan di restoran akan makan lebih banyak). Jangan jadikan saat makan adalah saat pertempuran dan menyela. Makan bersama-sama dalam keadaan santai memberi rasa nyaman dan sekaligus memberi contoh bahwa setiap orang harus makan. Jangan berikan hadiah atau hukuman karena makanan atau dengan makanan. Anak harus mengerti bahwa makan adalah bagian dari kehidupan.
  3. Variasikan jenis makanan. Makanan pokok tidak selalu harus nasi. Hal yang sangat penting adalah citarasa yang enak dan penampilan yang menarik. Hiaslah makanan anak dengan menarik, bila perlu ajaklah anak untuk melakukannya bersama-sama.
  4. Kebiasaan makan di meja makan bersama-sama adalah tindakan disiplin yang perlu diajarkan agar anak menghargai makanan. Sediakan waktu bagi anak, karena anak membutuhkan orang tua.
  5. Anak adalah peniru yang baik. Orang tua yang sering memilih makanan dan tidak menyukai makanan tertentu (sayur) akan ditiru oleh anak. Beri contoh pada anak makan beragam dan ajarkan anak mencobanya tanpa memaksa. Penolakan anak bukan merupakan kata akhir. Anak harus diperkenalkan hingga 10 kali untuk menerima makanan baru.
  6. Kudapan boleh diberikan, namun perhatikan waktu makan berikutnya. Jangan berikan kudapan yang mengenyangkan (lemak/gula) menjelang saat makan.
  7. Tanggapi masalah anak, seperti muntah atau kesulitan menelan yang berkepanjangan dengan membawanya ke dokter.
  8. Gangguan makan yang patologis harus dikenali sejak dini. Perlu penanganan medis dan dukungan orangtua untuk mengatasinya.
Mencegah anak sulit makan
  1. Ajari anak untuk makan sendiri sejak dini. Saat anak bisa duduk dengan baik merupakan saat yang tepat untuk memulai makan di meja makan bersama-sama dalam keluarga. Makan sendiri dengan menggunakan alat makannya sendiri memicu kepandaian dan keinginan makan anak.
  2. Berilah makanan dengan bentuk dan takaran yang sesuai kemampuannya. Tingkatkan perlahan-lahan hingga anak mencapai 1 tahun. Lidah anak sangat peka, jangan beri bumbu yang berlebihan. Tapi memberi makan dengan cara mencampur semua bahan juga mengurangi kemampuan anak mengembangkan selera makan yang baik (bubur saring yang dicampur)
  3. Hormatilah cita rasa anak. Mengenalkan jenis makanan satu persatu akan meningkatkan apresiasi anak terhadap makanan. Misalnya ingin memberikan sayur dan daging pada satu kali makan, berilah bubur dengan sayur bening (saring) diseling bubur dengan semur daging cincang. Cara ini lebih menimbulkan selera bagi anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar