Kamis, 23 Juni 2011

Anda Ibu Idola atau Sahabat yang Asyik..?



Sahabat Klinik Cinta Ananda,

Pola asuh orangtua berperan besar dalam pembentukan karakter dan pola pikir si kecil di kemudian hari nanti. Dalam mengasuh anak, Anda tak hanya bisa jadi pendidik anak tapi juga sahabat yang asyik.

Sejak si kecil lahir, Anda pasti sudah kebanjiran nasehat dan saran menjadi ibu yang handal. Namun, keputusan tetap di tangan Anda dalam menciptakan dan mengembangkan sendiri cara perawatan dan pola asuh yang sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian anak Anda.
Setiap ibu memiliki keunikan pola asuh masing-masing terhadap si kecil. Namun, setiap ibu pasti memiliki satu kesamaan, yakni ingin agar si kecil tumbuh dan berkembang dengan sempurna serta mengalami masa kanak-kanak yang bahagia.

"Meski pendekatannya berbeda, tapi tujuan para ibu pada umumnya sama, yakni ingin yang terbaik untuk anaknya," kata Dra.Diennayarti Tjokrosuprihartono, M.Psi, psikolog anak dari Universitas Indonesia.

Secara garis besar, ada beberapa jenis karakter ibu, yakni ibu yang ingin jadi sahabat anak, ibu yang kreatif, ibu yang menjadi idola anak, serta ibu yang jadi pelindung anak.

Ibu sahabat anak memiliki gaya asuh yang santai dan penuh kasih sayang sehingga nantinya si anak akan menjadi pribadi yang bahagia, mandiri dan terbuka.

Sementara itu ibu yang kreatif adalah yang selalu penuh dengan hal baru, hangat, spontan, merupakan teman bermain si kecil. Ibu tipe ini senang membuat suasana yang baru dan spontan sehingga anak tumbuh menjadi anak yang ceria dan senang bereksplorasi.

Karakter ibu lainnya adalah ibu yang menjadi idola anak, yakni ibu yang disiplin dan memiliki cita-cita atau terget tinggi untuk si kecil. "Biasanya ini adalah ibu-ibu yang punya aktifitas di luar rumah atau ibu yang berprestasi sehingga anak kagum," kata Dien.

Sedangkan ibu yang selalu berusaha menghadirkan rasa aman bagi si kecil termasuk dalam karakter ibu pelindung. "Biasanya ibu tipe ini selalu mencari jalan keluar untuk membantu si kecil, bahkan ia selalu mengantisipasi masalah," katanya.

Empat karakter tersebut, menurut Dien, bisa muncul dalam diri setiap ibu. "Semua tipe ini dimiliki para ibu, namun yang muncul adalah lebih dominan yang mana," katanya dalam acara peluncuran komunitas Mama Moo Teman Moo dari Walls Moo di Jakarta beberapa waktu lalu.

Cara pandang, pengetahuan, serta wawasan setiap ibu akan terus berkembang seiring dengan proses belajar menjadi orangtua. "Selalu asah kepekaan dan pilih pendekatan yang pas untuk anak," ujar Dien.

Dengan demikian, kelak Anda akan bisa menghadirkan sisi-sisi terbaik dalam diri untuk memaksimalkan seluruh aspek perkembangkan anak.
Sumber: Kompas

Selasa, 21 Juni 2011

Bayi Bunda Alergi Susu ??


Sahabat Klinik Cinta Ananda,

Susu formula sebagai salah satu pemenuh kebutuhan gizi si kecil tak jarang menimbulkan alergi. Lantas apa yang menyebabkannya?
Reaksi alergi ini disebabkan oleh protein susu sapi. Kebanyakan kasus timbul pada bulan-bulan pertama ketika bayi mulai diperkenalkan dengan susu formula.

  • Gejala-gejala Alergi Susu
Gejala alergi protein susu sapi biasanya muncul ketika bayi masih berumur beberapa bulan. Dia bisa mengalami gejala yang sangat cepat setelah diberi susu formula atau disebut dengan Rapid Onset. Atau baru muncul setelah 7-10 hari usai mengkonsumsi protein susu sapi yang biasa disebut Slower Onset. Reaksi yang lambat muncul ini lebih umum terjadi. Gejala-gejalanya seperti :
  1. BAB yang encer (mungkin mengandung darah)
  2. Muntah
  3. Menutup Mulut
  4. Menolak Makanan
  5. Rewel karena Kolik
  6. Ruam Kulit
Reaksi seperti diatas memang sulit di diagnosis karena gejala-gejala yang sama juga bisa muncul pada kondisi kesehatan lainnya. Sedangkan reaksi alergi kilat biasanya berupa rewel, muntah, nafas berbunyi seperti peluit, membengkak, bercak-bercak gatal di permukaan kulit dan diare berdarah. dalam kasus yang jarang, juga bisa terjadi reaksi alergi yang hebat yang disebut ANAPHYLAXIS dan mempengaruhi kulit, perut, pernafasan, dan tekanan darah bayi. 
  • Panaskan Susu Agar Anak Tidak Alergi
Sekitar 75 %  anak-anak penderita alergi susu sapi akan mampu menoleransi kalau susu itu dipanaskan. Begitulah kesimpulan penelitian yang diungkapkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology.
"Anak-anak alergi susu menghasilkan antibodi yang bereaksi melawan protein susu sehingga sistem kekebalan tubuhnya mengenali protein ini sebagai benda asing,". Anak-anak yang berhasil mengatasi alerginya masih tetap memiliki antibodi tersebut, hanya saja protein yang memicu alergi hampir seluruhnya bisa diruntuhkan dalam suhu tinggi. 
  • Susu Formula Alternatif : Hipoalergenik
Kalau bayi alergi susu, dokter akan menyarankan suatu jenis susu lain, semisal susu kedelai. Tak jarang ada juga bayi yang alergi susu sapi sekaligus susu soya. Bayi yang alergi terhadap kedua sumber protein ini biasanya disarankan mengkonsumsi susu alternatif yaitu golongan susu hipoalergenik.
Sementara susu formula hidrolisa atau susu elemental kandungan lemaknya sudah diperkecil. Selain itu kandungan protein kaseinnya sudah dipecah menjadi asam amino. Jadi kandungan bukan lagi protein melainkan "bangunan" protein yang paling kecil. Biasanya pada kemasannya bertuliskan HA atau hipoalergenic. Susu jenis ini memang khusus untuk bayi yang alergi.
Tentu saja pemberian susu ini harus dengan sepengetahuan dokter. Yang juga perlu diperhatikan adalah indikasi penyakit lain, kandungan apa saja yang harus dihindari dan berapa takaran seharusnya.

Menyapih ASI dan Susu Botol, Yuk..!


Sahabat Klinik Cinta Ananda,
Urusan menyapih acapkali merepotkan ibu. Asal Anda tahu triknya, soal menyapih pun bisa menjadi beres. Berikut ini ada beberapa saran praktis yang tak ada salahnya kita coba.

  • Beri Jeda Waktu menyesuaikan Diri
Arti menyapih adalah mengurangi pemberian ASI  pada ibu. dan mulai memperkenalkan bayi pada jenis makanan lain. Dari jenis makanan ccair menuju makanan bertekstur. Ibu harus berpedoman pada pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan. Di atas 6 bulan sebetulnya bayi bisa disapih. Tapi bukan berarti lepas sama sekali dari menyusui. ASI masih memegang peranan penting hingga usia 2 tahun. Seharusnya bayi diatas 2 tahun sudah bisa disapih. Memang ASI masih menjadi makanan utama, tapi perlu asupan MPASI agar tumbuh kembang anak menjadi optimal.
  • Harus Konsisten
Pada awal penyapihan, Anda akan menjumpai nafsu  makan anak terganggu. Misalnya anak makannya lambat, terlalu lama diemut dalam mulut, lalu anak gampang rewel. Akhirnya Anda pun tak tega dan kembali memberikan ASI. Menghadapi hal seperti itu, Anda mesti menggunakan win-win solution. Seperti sejak awal, anak mendapat asupan ASI full selama 6 bulan, berikan variasi makanan. Seiring hal itu, kurangi pula jam-jam ASI dan coba berikan MPASI.
  • Diperlukan Kesabaran
Yang terpenting adalah kedekatan psikologis orangtua dengan anak. Usahakan dalam proses penyapihan, hindari kata-kata umpatan, marah, hardikan, bentakan apalagi hingga menyakiti fisik, misalnya mencubit, memukul, dsb. Sebab pada tingkat tertentu, anak pun akan melawan dan akhirnya dia tidak mau makan dan minum sama sekali.
  • Kalo Si Kecil Doyan Dot
Memang dot bentuknya mirip puting ibu. Tapi hati-hati bila si kecil ketagihan dot. Sebab dot yang tidak hygienis bisa menyebabkan radang mulut, faring hingga infeksi saluran telinga. Jadi ada baiknya Anda membiasakan si kecil memakai training cup atau bisa juga minum dari gelas yang diberi sedotan. Usahakan usia 2 tahunan sudah lepas dot.

Minggu, 19 Juni 2011

Bayi Tak Mau ASI, Jangan Panik..!



Air susu ibu adalah makanan terbaik untuk bayi, dan tak ada makanan bisa menggantikan kandungan nutrisi dari ASI. Namun seringkali, saat proses Inisisasi Menyusu Dini atau IMD banyak bayi baru lahir enggan menyusu dan tidak kenal dengan puting susu ibu. 

Jika hal ini Anda alami sesaat setelah melahirkan jangan putus asa. Usahakan untuk terus memberikan ASI pada bayi. Selain lewat IMD, mengenalkan puting susu pada bayi juga harus Anda lakukan sesering mungkin.

Banyak ibu menjadi putus asa saat bayi tak juga mau ASI. Jangan langsung putus asa jika bayi tak mau menyusu, Anda harus terus berusaha mencoba mendekatkan puting dengan bayi. Hal ini normal dan lambat laun bayi akan mengenal puting. 
Untuk itu, penting bagi para kaum wanita yang tengah berencana memiliki bayi atau wanita yang sedang hamil, mempersiapkan diri menambah pengetahuan seputar ASI. Agar tak gugup dan mengahadapi bayi yang tak mau menyusui, Anda perlu mengenali lima perilaku sebelum bayi berhasil menyusui (Pre Feeding Behavior):

Perilaku pertamaDalam 30 menit pertama setelah lahir, bayi biasanya dalam fase diam siaga. Bayi diam tak bergerak dan sesekali membuka lebar matanya. Fase ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan luar kandungan.

Perilaku kedua
Dalam 30-40 menit berikutnya, bayi akan mengeluarkan suara, menggerakkan mulut seperti mau minum, menjilat serta mencium tangannya yang basah oleh cairan ketuban.

Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini yang akan membimbing bayi mulai merayap untuk menemukan payudara dan puting susu ibu

Perilaku ketiga

Bayi mulai merayap bergerak ke arah payudara, kaki menendang-nendang perut ibu, menjilat-jilat kulit ibu dan menghentak-hentakkan kepalanya ke dada ibu sambil menoleh ke kiri dan kekanan. Selanjutnya tangan bayi mulai menyentuh daerah putting susu

Perilaku keempat
Secara naluriah bayi akan mengeluarkan air liur ketika mencium bau payudara ibu.

Perilaku kelima
Ketika menemukan puting susu, bayi akan menjilat,mengulum puting, membuka mulut lebar dan melekat dengan baik pada puting susu ibu.
Jika bayi tak juga mau menyusu meski setelah IMD, jangan panik.  Bayi bisa 3 hari bertahan tanpa ASI atau makanan lainnya. Jangan panik dan gegabah memberikan susu formula, karena bayi masih memiliki cadangan energi, meski efeknya kulit bayi akan kuning, namun, kondisi ini wajar.

Senin, 13 Juni 2011

Mengajar Bayi Membaca (Metode Glenn Doman) Part 2



  • Hari Pertama
Gunakan tempat bagian rumah yang paling sedikit terdapat benda-benda yang dapat mengalihkan perhatian, baik pendengarannya maupun penglihatannya. Misalnya, jangan ada radio yang dibunyikan.
1. Tunjukkan kartu bertuliskan IBU/AYAH atau yang lainnya
2. Jangan sampai ia dapat menjangkaunya
3. Katakan dengan jelas 'ini bacaannya IBU/AYAH'
4. Jangan jelaskan apa-apa
5. Biarkan dia melihatnya tidak lebih dari 1 detik
6. Tunjukkan 4 kartu lainnya dengan cara yang sama
7. Jangan meminta anak mengulang apa yang anda ucapkan
8. Setelah kata ke-5, peluk, cium dengan hangat dan tunjukkan kasih sayang dengan cara yang menyolok
9. Ulangi 3 kali dengan jarak paling sedikit 1,5 jam

  • Hari Kedua
1. Ulangi pelajaran dasar hari pertama 3 kali
2. Tambahkan lima kata baru yang harus diperlihatkan 3 kali sepanjang hari kedua. Jadi ada 6 pelajaran
3. Jangan lupa menunjukkan rasa bangga anda
4. Jangan lakukan test, belum waktunya !

  • Hari Ketiga
1. Lakukan seperti hari ke-2
2. Tambahkan lima kata baru seperti hari kedua sehingga menjadi 9 pelajaran

Hari keempat, kelima, keenam ulangi seperti hari ketiga tanpa menambah kata-kata baru.

  • Hari Ketujuh
Beri kesempatan pada anak untuk memperlihatkan kemajuannya:
1. Pilih kata kesukaannya
2. Tunjukkan kepadanya dan ucapkan denga jelas 'ini apa?'
3. Hitung dalam hati sampai sepuluh, Jika anak anda mengucapkan, pastikan anda gembira dan tunjukkan kegembiraan anda Jika anak anda tidak memberikan jawaban atau salah, katakan dengan gembira apa bunyi kata itu dan teruskan pelajarannya.

Ancaman
Kebosanan adalah satu-satunya ancaman. Jangan sampai anak menjadi bosan. "Mengajarnya terlalu lambat akan lebih cepat membuatnya bosan daripada mengajarnya terlalu cepat"

Pada tahap pertama ini, dua hal luar biasa telah anda lakukan:
1. Dia sudah melatih indera penglihatan, dan yang lebih penting: dia telah melatih otaknya cukup baik untuk dapat membedakan bentuk tulisan yang satu dengan yang lainnya.
2. Dia sudah menguasai salah satu bentuk abstraksi yang paling luar biasa dalam hidupnya: dia dapat membaca kata-kata. Hanya ada satu lagi abstraksi besar harus dikuasainya, yaitu huruf-huruf dalam abjad.

TAHAP KEDUA : (kata-kata diri)
Kita mulai mengajarkan anak membaca dengan menggunakan kata-kata 'diri' karena anak memang mula-mula mempelajari badannya sendiri.
1. Ukuran karton 12,5 tinggi dan 60 cm panjang
2. Ukuran huruf 10 cm tinggi dan 7,5 cm lebar dengan jarak 1 cm
3. Huruf dan warna seperti tahap pertama
4. Buat 20 kata-kata tentang dirinya, misalnya: tangan kaki gigi jari kuku lutut mata perut
lidah pipi kuping dagu dada leher paha siku hidung jempol rambut bibir
5. Dari 3 kelompok kata masing-masing 5 kata di tahap awal, ambil masing-masing 1 kata lama dan tambahkan dengan 1 kata baru di tahap kedua
6. Dari 20 kata baru pada tahap kedua, ambil 10 kata dan jadikan 2 kelompok kata masing-masing 5 kata

7. Jadi sekarang anda memiliki:
- 3 kelompok kata dari tahap pertama yang sudah ditambah kata-kata baru
- 2 kelompok kata baru dari tahap kedua
- total 5 kelompok kata = 25 kata
8. Lakukan seperti tahap pertama
9. Setelah 5 hari ganti 1 kata dari masing-masing kelompok dengan kata baru, sehingga anak mempelajari 5 kata baru.
10. Setelah itu setiap hari ganti 1 kata lama dari masing-masing kelompok data dengan 1 kata baru. Dengan demikian setiap hari anak belajar 5 kata baru masing-masing satu dalam setiap
kelompok kata, dan 5 kata lama diambil setiap harinya.

TIPS:
1. Usahakan jangan ada 2 kata yang dimulai dengan yang sama secara berurutan, misalnya 'lidah' dengan 'lutut'
2. Anak-anak usia 6 bulan sudah bisa diajarkan. Lakukan dengan cara yang persis sama kalau anda mengajarnya berbicara
3. Ingat, membaca bukan berbicara
4. Usaha mengajar bayi membaca dapat membaca dapat mempercepat berbicara dan memperluas perbendaharaan kata.

TAHAP KETIGA : (kata-kata 'rumah')
Sampai tahap ini, baik orang tua maupun anak harus melakukan permainan membaca ini dengan kesenangan dan minat besar. Ingatlah bahwa anda sedang menanamkan cinta belajar dalam diri anak anda, dan kecintaan ini akan berkembang terus sepanjang hidupnya. Lakukan permainan ini dengan gembira dan penuh semangat.
1. Ukuran karton 7,5 cm tinggi dan 30 cm panjang
2. Ukuran huruf 5 cm tinggi dan 3,5 cm lebar dengan jarak lebih dekat
3. Huruf dan warna seperti tahap tahap kedua
4. Terdiri dari nama-nama benda di sekeliling anak serta lebih dari 2
suku kata, misalnya: kursi, meja, dinding, lampu, pintu, tangga,
jendela, dll
5. Gunakan cara pada tahap kedua dengan setiap hari menambah
5 kata baru dari tahap ke tiga
6. Setelah kata benda, masukkan kata milik, misalnya: piring, gelas,
topi, baju, jeruk, celana,sepatu, dll.
7. Setelah itu masukkan kata perbuatan, misalnya: duduk,
berdiri, tertawa, melompat, membaca, dll
8. Pada tahap kata perbuatan , agar lebih menarik, sambil
menunjukkan kata tersebut, anda praktekkan sambil katakana 'Ibu
melompat', 'kakak melompat', dsb

TAHAP KEEMPAT :
1. Ukuran kartu 4 cm tinggi dan 20 cm panjang
2. Ukuran huruf 5 cm
3. Huruf kecil, warna hitam
4. Tunjukkan kata demi kata seperti tahap sebelumnya lalu gabungkan misalnya
'ini' dan kata 'bola' menjadi 'ini bola'.
5. Lakukan beberapa kata beberapa kali setiap hari.

TAHAP KELIMA : (susunan kata dalam kalimat)
1. Pilihkan buku sederhana dengan syarat :
Perbendaharaan kata tidak lebih dari 150 kata Jumlah kata dalam 1 halaman tidak lebih dari 15-20 kata
Tinggi huruf tidak kurang dari 5 mm
Sedapat mungkin teks dan gambar terpisah.
Carilah yang mendekati persyaratan tersebut

2. Salinlah kata-kata yang ada setiap halaman tersebut ke dalam satu kartu kira-kira ukuran 1 kertas A4. Huruf hitam, ukuran tinggi huruf 2,5 cm. Jumlah kartu 'susunan kata-kata' sama dengan jumlah halaman buku. Ukuran kartu harus sama walaupun jumlah kata tidak sama. Sekarang anda sudah mempunyai kartu-kartu dengan kata-kata yang ada dalam setiap halaman buku yang akan dibaca anak. Lubangi sisi kartu-kartu untuk dijilid menjadi sebuah buku yang isinya sama namun ukurannya lebih besar.

3. Bacakan kartu demi kartu pelan-pelan, sehingga anak belajar kalimat demi kalimat.
4. Bacakan dengan ekspresi sesuai dengan kalimat bacaan.
5. Lakukan secara rutin, minimal 5 kartu sebanyak 3 kali selama 5 hari.
6. Ketika membaca kartu pada hari lainnya, kartu yang lama sebaiknya diulang. Setelah selesai kartu-kartu dibaca, simpanlah beurutan di dalam sebuah map atau dibinding deperti buku.
7. Pada saat selesai 1 buku, berilah ijazah yg ditandatangani ibu, yg menyatakan bahwa pada hari ini, tanggal ini, pada usia anak sekian, telah selesai dibaca buku ini.

TAHAP KEENAM : (susunan kata dalam kalimat)
Pada tahap ini, anak sudah siap membaca buku yg sebenarnya, karena dia sudah 2 kali melakukan hal itu. Perbedaan ukuran huruf dari 5 cm (Tahap 4), 2,5 cm (Tahap 5) dan 5 mm (Tahap 6 ini) adalah sangat berarti khususnya bagi anak yang masih sangat muda, karena itu juga berarti anda membantu mendewasakan dan memperbaiki indera penglihatannya.

Kunci Keberhasilan
1. Jangan membosankan anak
2. Jangan memaksa anak
3. Jangan tegang
4. Jangan mengajarkan abjad terlebih dahulu
5. Bergembiralah
6. Ciptakan cara baru
7. Jawablah semua pertanyaan anak
8. Berilah buku bacaan yang bermutu

Penutup
Pada dasarnya anak memiliki kemampuan yang luar biasa, khususnya pada usia yg semakin kecil. Hanya diperlukan perhatian, kemauan,ketekunan serta yang utama kasih sayang orangtua untuk membuatnya mampu mengeluarkan potensinya yg luar biasa tsb.


Keinginan orangtua pada umumnya adalah :
1. Menginginkan anak mereka bahagia di dalam hidupnya dengan
menjadikan anak mereka tangguh dan siap bersaing.
2. Untuk itu dibutuhkan anak yg cerdas baik rasional maupun
emosional serta rasa ingin tahu yang besar.
3. Anak dapat diketahui rasa ingin tahunya yang besar dari banyaknya
pertanyaan yg diajukannya.
4. Untuk memuaskan rasa ingin tahunya, anak harus dibimbing supaya
suka membaca.
5. Agar anak suka membaca, dibutuhkan kemampuan membaca dan sarana
untuk membaca yang tidak lepas dari buku.

Jadi, dengan buku yg merupakan "JENDELA ILMU", anak akan mampu membuka cakrawala kehidupan masa depannya dengan keceriaan.

"Selamat berkarya untuk anak-anak tercinta !"

Sumber: Buku "Mengajar Bayi Membaca" - Glenn Doman

Mengajar Bayi Membaca (Metode Glenn Doman) Part 1



Sahabat Klinik Cinta Ananda, 


Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia dari semua makhluk hidup di dunia ini, cuma manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Anak-anak dapat membaca sebuah kata ketika usia mereka satu tahun, sebuah kalimat ketika berusia dua tahun, dan sebuah buku ketika berusia tiga tahun dan mereka menyukainya.

Tahun 1961 satu tim ahli dunia yang terdiri atas, dokter, spesialis membaca, ahli bedah otak dan psikolog mengadakan penelitian "Bagaimana otak anak-anak berkembang?". Hal ini kemudian berkembang menjadi satu informasi yang mengejutkan mengenai bagaimana anak-anak belajar, apa yang dipelajari anak-anak, dan apa yang bisa dipelajari anak-anak.

Hasil penelitian juga mendapatkan, ternyata anak yang cedera otak-pun dapat membaca dengan baik pada usia tiga tahun atau lebih muda lagi. Jelaslah bahwa ada sesuatu yang salah pada apa yang sedang terjadi, pada anak-anak sehat, jika di usia ini belum bisa membaca.

Penelitian tentang Otak Anak
Bagi otak tidak ada bedanya apakah dia 'melihat' atau 'mendengar' sesuatu. Otak dapat mengerti keduanya dengan baik. Yang dibutuhkan adalah suara itu cukup kuat dan cukup jelas untuk didengar telinga, dan perkataan itu cukup besar dan cukup jelas untuk dilihat mata sehingga otak dapat menafsirkan. Kalau telinga menerima rangsang suara, baik sepatah kata atau pesan lisan, maka pesan pendengaran ini diuraikan menjadi serentetan impuls-impuls elektrokimia dan diteruskan ke otak yang bisa melihat untuk disusun dan diartikan menjadi kata-kata yang dapat dipahami.

Begitu pula kalau mata melihat sebuah kata atau pesan tertulis. Pesan visual ini diuraikan menjadi serentetan impuls elektrokimia dan diteruskan ke otak yang tidak dapat melihat, untuk disusun kembali dan dipahami. Baik jalur penglihatan maupun jalur pendengaran sama-sama menuju ke otak dimana kedua pesan ditafsirkan otak dengan proses yang sama.
Dua faktor yang sangat penting dalam mengajar anak:
1. Sikap dan pendekatan orang tua
Syarat terpenting adalah, bahwa diantara orang tua dan anak harus ada pendekatan yang menyenangkan, karena belajar membaca merupakan permainan yang bagus sekali.

Belajar adalah:
- Hadiah, bukan hukuman
- Permainan yang paling menggairahkan, bukan bekerja
- Bersenang-senang, bukan bersusah payah
- Suatu kehormatan, bukan kehinaan

2. Membatasi waktu untuk melakukan permainan ini sehingga betul-betul singkat. Hentikan permainan ini sebelum anak itu sendiri ingin menghentikannya.

Bahan yang sesuai:
a. bahan-bahan dibuat dari kertas putih yang agak kaku (karton poster)
b. kata-kata yang dipakai ditulis dengan spidol besar
c. tulisannya harus rapi dan jelas, model hurufnya sederhana dan konsisten

Tahap-tahap mengajar:
TAHAP PERTAMA : (perbedaan penglihatan)
Mengajarkan anak anda membaca dimulai menggunakan hanya lima belas kata saja. Jika anak anda sudah mempelajari 15 kata ini, dia sudah siap untuk melangkah ke perbendaharaan kata-kata lain.

1. Ukuran karton : tinggi 15 cm, panjang 60 cm
2. Ukuran huruf, tinggi 12,5 cm dan lebar 10 cm, serta setiap huruf berjarak kira-kira 1,25 cm
3. Huruf berwarna merah
4. Gunakan huruf kecil (bukan huruf kapital)
5. Buatlah hanya 15 kata, misal : IBU (UMMI/MAMA/BUNDA), BAPAK (ABI/PAPA/AYAH)
6. Ke-15 kata-kata pertama harus terdiri dari kata-kata yang paling dikenal dan paling dekat dengan lingkungannya yaitu nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, atau sesuatu yang dianggap penting untuk diketahui oleh sang anak.



Sumber: Buku "Mengajar Bayi Membaca" - Glenn Doman

Berenang Bisa Buat Si Kecil Lebih Pintar


Sahabat Klinik Cinta Ananda,
Isi akhir pekan Anda dengan mengajak si kecil berenang. Selain menyenangkan, berenang ternyata bisa membuat si kecil lebih pintar.

Sebuah penelitian dari Queensland, Australia mengungkap bahwa berenang tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik si kecil. Mereka mengatakan bahwa berenang juga bisa meningkatkan kinerja otak anak dan membuatnya lebih pintar.



Riset yang dilakukan oleh Griffith University melibatkan lebih dari 10.000 anak yang berusia rata-rata 5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah berenang memberikan kontribusi pada perkembangan fisik, sosial, kognitif pada si kecil.
Seperti dilansir Times of India, penelitian ini telah dilakukan selama 2 tahun untuk memastikan perkembangan anak selama mereka belajar berenang. Professor Robyn Jorgensen mengatakan, hasil penelitian menemukan bahwa anak-anak yang berusia sama dan bisa berenang jauh lebih percaya diri, dibanding dengan teman-temannya yang berusia sama namun tidak bisa berenang.

'Data awal dari studi ini cukup positif. Anak-anak yang bergabung dalam sekolah renang terlihat tumbuh lebih baik di kehidupan mereka, lebih pintar, pandai bersosialisasi dan juga fisik yang baik,' ungkap Jorgensen.

Senin, 06 Juni 2011

Lindungi Jantung & Cegah Kanker Usus dengan BROKOLI


Dari kuntum bunga tanaman sejenis kubis-kubisan, brokoli menjelma menjadi sayuran kaya manfaat. Dimakan mentah bisa, diolah menjadi beragam hidangan juga lezat. Ia adalah sumber antioksidan yang tinggi protein dan banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti beta-karoten, vitamin A, viamin C, zat besi, seng, vitamin B, dan asam folat. Kandungan seratnya lebih banyak dari roti gandum, namun kandungan kalorinya hanya sepersepuluh.
Brokoli dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan menjadi kekuatan utama untuk melawan kanker usus. Kandungan suplhuraphane di dalamnya mampu mendetoksifikasi dan secara efektif mengeluarkan segala penyebab kanker yang kita makan dan hirup setiap saat. Selain itu, sayuran ini juga baik untuk melawan penyakit jantung dan infeksi, terutama yang berhubungan dengan saluran pernafasan. Ini disebabkan karena kemampuannya untuk membersihkan seluruh sistem pencernaan serta memurnikan dan menstimulasi hati, yang merupakan organ tubuh utama untuk detoksifikasi. Bila hati bekerja dengan kemampuan penuh, maka tubuh akan berfungsi lebih baik.
Menurut prof. Dipak Das dari Universitas Connecticut, di dalam brokoli terkandung zat sulforaphane yang efektif untuk mencegah kerusakan pada jantung. Selain itu, sayuran ini juga dapat merangsang tubuh memproduksi sebuah protein yang disebut thioredoxin, zat yang berfungsi melindungi jantung dari sel-sel perusak.
Sementara itu, laki-laki yang mengkonsumsi brokoli beberapa kali setiap minggunya secara rutin ternyata memiliki resiko lebih kecil terkena kanker prostat ketimbang laki-laki yang tidak melakukannya.
Meski dapat dikonsumsi dengan mudah, sayuran brokoli memiliki satu kelemahan, yaitu tidak memiliki masa simpan yang panjang sehingga mudah rusak. Sehingga perlu diperhatikan cara penyimpanan serta pemilihan pada saat membeli. Juga pada saat memasak, brokoli sebaiknya direbus agar zat-zat yang terkadung di dalamnya tetap efektif dan tidak hilang.
Beberapa manfaat lain dari brokoli bagi kesehatan tubuh kita adalah untuk mempercepat penyembuhan penyakit serta untuk menghilangkan / mengurangi nyeri saat haid.