Selasa, 30 Agustus 2011

Pertumbuhan Gigi Susu



Bunda.... apakah gigi susu si kecil sudah mulai tumbuh???


Beberapa orang tua pastinya khawatir akan terlambatnya pertumbuhan gigi susu buah hatinya namun tidak perlu khawatir karena memang tidak semua anak sama untuk pertumbuhan giginya.

Pada dasarnya erupsi atau keluarnya gigi susu pertama terjadi di usia 6-8 bulan. Umumnya diawali oleh keluarnya gigi seri tengah bawah, lalu secara berurutan gigi seri tengah atas, gigi seri lateral atas dan gigi seri lateral bawah, geraham susu pertama, gigi taring dan geraham susu kedua. Tapi erupsinya tak sekaligus, melainkan satu per satu dan kadang ada juga yang sepasang-sepasang. Umumnya ketika anak berusia 1 tahun mempunyai 6-8 gigi susu (tapi kadang ada juga yang hanya 2 gigi walaupun tanpa disertai keluhan pertumbuhan) dan akan menjadi lengkap berjumlah 20 gigi susu (4 gigi seri atas-bawah, 2 gigi taring kanan-kiri di atas-bawah, dan 4 geraham kiri-kanan di atas-bawah) pada usia 18 bulan atau 2 tahun. Kendati erupsi gigi pertama terjadi pada usia 6-8 bulan, namun masih belum bisa dikatakan terlambat apabila di atas usia tersebut belum juga keluar gigi pertama. Karena, normalnya erupsi gigi terjadi pada usia 6-12 bulan. Lain halnya bila si anak sudah berusia lebih dari setahun tapi belum juga terjadi erupsi gigi, maka perlu diketahui penyebabnya, ini apa bila anak belum sama sekali tumbuh giginya. 

Kemungkinan keterlambatan itu karena ada kelainan pertumbuhan gigi atau pertumbuhan gigi yang tak sempurna. Misalnya, anak tidak mempunyai benih gigi, sehingga ditunggu sampai usia berapa pun tak akan ada erupsi. Tentunya kelainan ini akan tetap berlanjut sampai dewasa, ia tak akan mempunyai gigi kecuali bila dibuatkan gigi susu. Tapi faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan pertumbuhan ini tidak diketahui secara pasti dan bukan diakibatkan kekurangan suatu zat tertentu. Diduga, kelainan ini hanya ada pada daerah-daerah tertentu. Ada juga ditemui kasus yang dikarenakan perkawinan, misalnya, keturunan suatu keluarga. Sementara erupsi gigi yang terjadi lebih dini juga dikatakan kelainan pertumbuhan. karena seharusnya erupsi gigi itu menurut normal perkembangannya. Jadi kalau di luar normal perkembangannya, maka dikatakan ada kelainan. 

Erupsi gigi susu yang terjadi lebih dini termasuk kelainan pertumbuhandan perkembangan gigi. Contohnya, bayi yang pada saat lahir sudahmemiliki gigi (istilahnya gigi natal). Tumbuhnya tidak tentu, di bagiandepan atas atau bawah tapi jarang di bagian belakang. Banyaknya satubuah. Ada juga erupsi gigi dini yang terjadi baru pada bulan pertamasetelah kelahiran (istilahnya gigi neonatal). Pada kasus keduanya, belum tentu bayi mengalami gejala sakit tumbuh gigi.Tapi tak semua gigi yang erupsinya lebih dini adalah betul-betul gigi dengan memiliki akar gigi. Ada juga yang bukan gigi betulan tapi semacam epitel atau tonjolan dari gusi yang keras seperti gigi tapi tak ada akarnya. Nah, pada kasus ini mesti dilihat apakah mengganggu atau tidak. Kalau dianggap mengganggu, maka mesti dibuang. Tapi kalau tidak, ya, tak apa-apa. Yang dimaksud mengganggu, misalnya, gigi tersebut goyang karena memang belum mantap, sehingga si bayi merasa sakit dan membuatnya rewel. Tentunya kalau gigi tersebut goyang dikhawatirkan akan lepas sendiri sehingga bila tertelan oleh si bayi. Jadi, harus dicabut. Begitupun bila sang gigi membahayakan si ibu pada saat menyusui. Karena gigi tersebut tajam dan akan membahayakan puting susu karena luka gigitan. 

Beberapa gejala pada anak pada saat giginya tumbuh (erupsi):

  • Gatal pada gusi

Ini paling sering dialami. Rasa gatal ini membuat anak sering menggigitbenda yang dipegangnya. Untuk mengatasinya berikan biskuit bayi yangagak keras tapi akan hancur terkena air liur, sehingga tidakmembahayakan. Atau bisa juga diberi mainan khusus bayi untukdigigit-gigit yang aman dari zat beracun.

  • Rewel

Keadaan gatal pada gusi membuat bayi merasa tak nyaman. Akibatnya bayiyang baru tumbuh gigi hampir selalu rewel.

  • Gusi tampak kemerahan

  •  Tidak nafsu makan

Perasaan tak enak di mulut karena tumbuh gigi bisa membuat anak malasmakan atau mengunyah. Meski demikian anak tetap harus makan.

  • Demam

Biasanya tidak sampai demam tinggi. Bila demamnya cukup tinggi, bawalahanak ke dokter untuk mengecek apakah demamnya memang disebabkan akantumbuh gigi atau ada penyebab lain.

Manfaat Teether




Sahabat Klinik Cinta Ananda,

Apakah si kecil sekarang sudah mulai menunjukkan minat untuk menggigit sesuatu?
Berikanlah alat yang tepat jangan sampai si kecil sembarangan menggigit apapun yang dia pegang. Ada satu alat untuk menyalurkan kegemaran si kecil dalam "sensasi gigit menggigit". Namanya yaitu TEETHER.
Teether atau gigit-gigitan bayi tidak hanya sekadar mainan tapi juga sebagai media perangsang pertumbuhan gigi bayi, di samping dapat merangsang keterampilan motorik halus. Memasuki usia 4-6 bulan, umumnya bayi mendapatkan gigi pertamanya. Nah, saat ini merupakan masa-masa yang tidak mengenakkan. Rasanya bertingkat dari yang tidak nyaman hingga nyeri. Akibat proses dalam gusi inilah perilaku bayi kadang berubah. Ada yang menjadi demam, sulit tidur, ngeces berlebihan bahkan senang menggigit apa saja yang ada di dekatnya. Dengan menggigit sesuatu, bayi dapat “melupakan” rasa tidak nyaman di mulutnya.
Teether diberikan saat bayi sudah mampu menggenggam sesuatu. Ada banyak ragam teether mulai bentuk, ukuran hingga warna. Umumnya bahan yang digunakan adalah lateks, yang tergolong aman untuk bayi dan terasa lembut bila digigit. Bagian dalamnya ada yang berisi air atau gel. Teether berisi gel lebih disarankan ketimbang berisi air karena akan terasa lebih dingin ketika digigit.
Agar tetap higienis, cucilah teether setelah digunakan dan perhatikan aturan mencuci yang tertera pada kemasan. Keringkan dengan kain bersih dan simpanlah di dalam wadah khusus yang aman dan bersih. Teether dapat disimpan di kulkas (jangan di freezer karena justru akan merusaknya) sehingga ketika digigit akan terasa dingin dan lebih lembut. Rasa dingin sekaligus berfungsi mengurangi rasa gatal dan nyeri pada gusi bayi.

Mengatasi Gusi Bengkak



Sahabat Klinik Cinta Ananda,
Gusi bengkak???  Sudah pasti sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittt.... ^_^
Setiap orang pasti pernah mengalami pembengkakan pada gusi. Selain bengkak, peradangan pada gusi atau gingivitis juga menyebabkan rasa nyeri yang sangat menganggu. Gingivitis umumnya terjadi pada wanita hamil atau akibat efek samping dari obat obatan tertentu.
Berikut ada beberapa tips untuk mengatasi gusi yang membengkak:
  • Hindari gusi yang meradang dari bahan bahan yang bersifat iritatif seperti rokok, cairan mouthwash atau alkohol.
  • Makanlah makanan yang seimbang dan bergizi.
  • Gunakanlah pasta gigi merk lain seandainya pasta gigi yang anda pakai selama ini kedapatan mengiritasi gusi.
  • Lakukan perawatan gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi.
  • Jika gusi bengkak disebabkan oleh obat, segera ke dokter untuk meminta dokter mengganti dengan obat yang lain.
  • Jika gusi bengkak berlangsung lama dan menganggu asupan makanan, segeralah ke dokter gigi.

Senin, 29 Agustus 2011

Selamat Idul Fitri 1432 H

Kami Segenap Direksi & Karyawan 
Klinik Cinta Ananda
Menghaturkan Selamat IDUL FITRI 1432 H
Mohon Maaf Lahir & Bathin



Sebelas bulan Kita kejar dunia,
Kita umbar napsu angkara.


Sebulan penuh Kita gelar puasa,
Kita bakar segala dosa.
Sebelas bulan Kita sebar dengki Dan prasangka,

Sebulan penuh Kita tebar kasih sayang sesama.
Dua belas bulan Kita berinteraksi penuh salah Dan khilaf,

Di Hari suci nan fitri ini,
 Kita cuci hati, Kita buka pintu maaf.
Selamat Idul Fitri, 
mohon maaf lahir Dan batin

Minggu, 28 Agustus 2011

Diare Akibat Susu


Sahabat Klinik Cinta Ananda,
Seringkali buah hati kita mengalami diare dan hampir semua anak-anak pernah terserang diare. Kita dapat sama-sama mempelajari tentang diare melalui tulisan dibawah ini.
Gula atau karbohidrat
Dalam bahasa sehari-hari, kita mengenal istilah gula pasir, gula jawa, gula bit dan sebagainya. Dalam dunia kedokteran, yang dimaksud gula adalah karbohidrat. Dan istilah gula susu yang sering kita dengar berarti sejenis karbohidrat yang terdapat dalam susu.
Karbohidrat itu sendiri merupakan salah satu unsur gizi yang dibutuhkan tubuh dari makanannya di samping protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Zat ini merupakan bahan bakar tubuh, karena dari zat ini kita mendapatkan energi datau tenaga untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Lebih dari 50 persen kalori yang didapat tubuh biasanya disediakan leh karbohidrat.
Ada berbagai macam karbohidrat, begitu juga dengan sumbernya. Seperti gula pasir yang sering kita gunakan termasuk dalam golongan karbohidrat yang disebut sukrosa. Sedang gula susu dikenal juga dengan laktosa.
Susu sebagai sumber laktosa
Air Susu Ibu (ASI) mengandung laktosa sebagai karbohidratnya. Demikian juga dengan susu sapi, susu kambing, dan susu dari hewan mamalia lainnya kecuali anjing laut. Susu formula atau susu botol dengan sendirinya juga mengandung laktosa.
Dari penelitian tersingkap bahwa kelenjar pankreas (yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan) pada bayi baru lahir belum bekerja dengan sempurna. Akibatnya bayi baru lahir tidak dapat mencerna karbohidrat dari sumber lain seperti nasi. Di dalam jonjot-jonjot usus, terdapat enzim yang berfungsi memecah laktosa. Laktosa yang diminum bayi akan dipecah menjadi jenis gula yang lebih kecil molekulnya, yaitu glukosa dan galaktosa.Kedua gula inilah yang diserap usus masuk ke pembuluh darah dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar.
Berkurangnya enzim laktase
Enzim laktase dalam usus bayi sudah terbentuk sejak janin. Kadar maksimal akan tercapai pada usia janin 6-7 bulan sampai bayi lahir. Bayi-bayi prematur atau bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, biasanya memiliki enzim laktase lebih kecil. Untuk kasus-kasus bayi dengan laktase kurang, mereka harus diberi makanan susu khusus.
Berkurangnya kadar enzim laktase di dalam jonjot-jonjot usus akan mengganggu kesehatan bayi. Pada penyakit diare misalnya, karena serangan kuman terjadilah kerusakan jonjot-jonjot. Kerusakan ini akan mengakibatkan jonjot-jonjot usus berkurang. Dan dengan sendirinya kadar enzim laktasepun akan berkurang.
Kemampuan seseorang untuk menangkal gangguan kesehatan akibat susu juga dipengaruhi oleh enzim laktase ini. Orang-orang kulit putih termasuk golongan yang tahan terhadap susu. Lain halnya dengan orang kulit berwarna seperti Asia, umumnya mereka tergolong yang tidak tahan susu. Pada orang kulit berwarna, kadar enzim laktase mereka umumnya menurun setelah berusia 3 tahun. Rendahnya enzim laktase ini pun tetap bertahan sampai dewasa. Lain halnya dengan orang kulit putih, mereka tetap dapat mempertahankan kada enzim laktase yang tinggi sampai mereka dewasa.
Berdasarkan teori, ketidakmampuan orang kulit berwarna memiliki enzim laktase rendah karena mereka tidak mendapatkan susu tambahan setelah mereka disapih. Akibatnya, tubuh mereka tidak dirangsang untuk cukup memproduksi enzim laktase. Dan karena terjadi setelah bertahun-tahun, dari generasi ke generasi, maka terjadilah perubahan genetik. Hasilnya, saat ini orang kulit berwarna akan sakit perut dan mencret kalau minum susu. Memang tidak semua orang, sebagian kecil orang kulit berwarna dapat tetap memiliki kadar enzim laktase tinggi. Walaupun kada enzim laktase di dalam tubuh rendah, sebagian besar dari kita masih dapat mengkonsumsi susu dengan toleransi baik. Asal, susu yang kita minum tidak terlalu banyak, misalnya hanya sekitar 200 sampai 400 cc sehari.
Penyakit kurang gizi (malnutrisi) juga dapat membuat anak tidak tahan susu. Sebab, dalam keadaan gizi buruk, jumlah jonjot usus berkurang. Akibatnya kadar enzim laktase pun berkurang.
Bahaya tidak tahan susu
Tidak tahan susu atau lebih sering intoleransi laktose diartikan sebagai gejala gangguan kesehatan berupa perut kembung, mencret, dan sakit perut kalau minum susu yang mengandung laktosa. Keadaan ini bisa saja menyerang semuaorang baik tua maupun muda seperti Ibu Vina dan bayinya. Kalau seorang bayi terserang diare, untuk sementara waktu ia tidak dapat menerima laktosa. Bila ia masih terus diberikan susu yang mengandung tinggi laktosa, maka mencretnya akan berlangsung terus. Padahal, laktosa yang tidak dapat dicerna usus tersebut merupakan makanan empuk bagi bakteri yang ada di dalam usus. Akibatnya, bakteri itupun akan berkembang baik.
Pada saat memanfaatkan laktosa tersebut, bakteri tidak menghabiskan seluruhnya. Tetapi terdapat sisa-sisa berupa asam-asam organik yang bersifat dapat menambah kerusakan jonjot-jonjot usus. Penambahan bakteri yang berlipat ganda ini pun akan membahayakan usus yang telah rusah tadi. Akibatnya diare pun akan berkepanjangan dan akan terjadi gangguan pencernaan dan penyerapan makanan. Pada akhirnya gangguan ini akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Tidak semua bayi yang menderita diare akan tidak tahan susu atau laktosa. Biasanya dokter akan menentukan apakah perlu diganti susu yang didapat bayi. Kalaupun perlu, penggantian tersebut hanya bersifat sementara.
Diare dan susu khusus
Laktosa memang tidak sembarangan ada di dalam ASI atau susu formula kalau tidak ada keunggulannya. Keunggulan utama adalah dalam penyerapan mineral kalsium yang sangat dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan tulangnya. Sebagian ahli juga berpendapat bahwa laktosa juga berguna dalam mematangkan susunan saraf pusat (otak) bayi, karena ia dibutuhkan dalam pembentukan sarung serabut saraf.
Walaupun laktosa sangat dibutuhkan oleh tubuh karena ketidakmampuan tubuh menerimanya terpaksa susu harus diganti dengan susu khusus. Tetapi susu ini juga bisa digunakan oleh penderita diare pada saat serangan saja, untuk kemudian kembali pada susu biasa. Hal ini mengingatkan laktosasangat dibutuhkan bayi. Komposisi susu khusus ini disesuaikan dengan keadaan penderita diare. Disesuaikan dengan berkurangnya laktase dalam tubuh penderita, maka jumlah laktosa tersebut dikurangi dan diganti dengan jenis karbohidrat lain atau jenis glukosa polimer. Bisa juga laktosa tersebut dihilangkan dan diganti dengan jenis glukosa lain.
Tiga golongan susu khusus untuk diare adalah:
  • Formula susu sapi rendah laktosa
    Pada jenis susu ini kadar laktosa susu normal yaitu 7 gram/100 milimeter diturunkan menjadi kira-kira 1 gram/100 milimeter. Contoh susu : LLM dan Almiron
  • Formula susu sapi bebas laktosa
    Laktosa yang ada pada susu dihilangkan dan diganti dengan gula lain. Contoh susu :Bebelac FL dan Pregetismil
  • Formula susu kedele
    Formula ini terbuat dari kedele sehingga tidak mengandung susu sapi. Otomatis susu ini tidak mengandung laktosa.
    Contoh: Nursoy, nutrisoya, dan Prosobee
Sumber : IDAI.or.id

Kejang Pada Anak


Sahabat Klinik Cinta Ananda,
Seringkali kita dihadapkan pada situasi yang sangat panik disaat anak kita mengalami kejang. Sebenarnya kejang itu apa sih? Yuk kita sama-sama pelajari bagaimana sebenarnya kejang itu.
KEJANG demam adalah penyakit  pada anak yang disebabkan oleh demam. Umumnya, sekitar 2% sampai 5% anak berumur antara enam bulan sampai lima tahun mengalami demam ini. Namun tidak sampai menginfeksi otak anak.
Apa yang harus dilakukan bila anak mengalami kejang demam? Walaupun kejang demam terlihat sangat menakutkan, sebenarnya jarang sekali terjadi komplikasi berat. Yang paling penting (dan paling sulit) adalah untuk tetap tenang.
  • Lihat jam untuk menentukan berapa lama kejang berlangsung. Jangan memasukkan sendok atau jari ke dalam mulut anak untuk mencegah lidahnya tergigit. Hal ini tidak ada gunanya, justru berbahaya karena gigi dapat patah atau jari luka.
  • Miringkan posisi anak sehingga ia tidak tersedak air liurnya. Jangan mencoba menahan gerakan anak. Turunkan demam dengan membuka baju dan menyeka anak dengan air sedikit hangat. Setelah air menguap, demam akan turun.
  • Jangan memberi kompres dengan es atau alkohol karena anak akan menggigil dan suhu di dalam tubuh justru meningkat, walaupun kulitnya terasa dingin. Bila ada, Anda dapat memberikan diazepam melalui anus. Untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dapat diberikan obat, sebagian besar kejang demam akan berhenti sendiri sebelum lima menit.
Apakah anak perlu masuk rumah sakit? 
Bila kejang berlangsung kurang dari lima menit, kemudian anak sadar dan menangis, biasanya tidak perlu dirawat. Bila demam tinggi, kejang berlangsung lebih dari 10-15 menit, kejang berulang atau anak tidak sadar setelah kejang berhenti. Anda harus membawanya untuk dirawat.
Untuk membantu menentukan apa yang akan terjadi pada anak dikemudian hari, kejang demam dibagi dalam kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.
Kejang demam sederhana adalah bila kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan tidak berulang pada hari yang sama, sedangkan kejang demam kompleks adalah bila kejang hanya terjadi pada datu sisi tubuh, berlangsung lama lebih dari 15 menit atau berulang dua kali atau lebih dalam satu hari.
Kejang demam sederhana tidak menyebabkan kelumpuhan, meninggal atau mengganggu kepandaian. Risiko untuk menjadi epilepsi di kemudian hari juga sangat kecil, sekitar 2% hingga 3%. Risiko terbanyak adalah berulang kejang demam, yang dapat terjadi pada 30 sampai 50% anak. Risiko-risiko tersebut lebih besar pada kejang demam kompleks.
Rekaman otak atau electroencephaiografi (EEG) biasanya tidak likakukan secara rutin, karena tidak berguna untuk memperkirakan apakah kejang akan berulang kembali, juga tidak dapat memperkirakan apakah akan terjadi epilepsi di kemudian hari. Pemeriksaan CT scan atau MRI juga tidak perlu dilakukan.
Untuk anak dengan kejang demam kompleks atau anak mengalami kelainan saraf yang nyata, dokter akan mempertimbangkan untuk memberikan pengobatan dengan anti kejang jangka panjang selama 1-3 tahun. Obat yang digunakan misalnya phenobarbital yang sangat efektif untuk mencegah berulangnya kejang, namun menyebabkan anak menjadi hiperaktif.
Obat lain misalnya asam valproat, sama efektifnya untuk mencegah berulangnya kejang namun mempunyai efek samping mengganggu fungsi hati, terutama pada anak berumur kurang dari 2 tahun. Dokter akan memberi anda pilihan yang terbaik