Minggu, 02 September 2012

KEJANG DEMAM PADA ANAK

Sahabat Klinik Cinta Ananda,
KEJANG demam adalah penyakit  pada anak yang disebabkan oleh demam. Umumnya, sekitar 2% sampai 5% anak berumur antara enam bulan sampai lima tahun mengalami demam ini. Namun tidak sampai menginfeksi otak anak.
Apa yang harus dilakukan bila anak mengalami kejang demam? Walaupun kejang demam terlihat sangat menakutkan, sebenarnya jarang sekali terjadi komplikasi berat. Yang paling penting (dan paling sulit) adalah untuk tetap tenang.
  • Lihat jam untuk menentukan berapa lama kejang berlangsung. Jangan memasukkan sendok atau jari ke dalam mulut anak untuk mencegah lidahnya tergigit. Hal ini tidak ada gunanya, justru berbahaya karena gigi dapat patah atau jari luka.
  • Miringkan posisi anak sehingga ia tidak tersedak air liurnya. Jangan mencoba menahan gerakan anak. Turunkan demam dengan membuka baju dan menyeka anak dengan air sedikit hangat. Setelah air menguap, demam akan turun.
  • Jangan memberi kompres dengan es atau alkohol karena anak akan menggigil dan suhu di dalam tubuh justru meningkat, walaupun kulitnya terasa dingin. Bila ada, Anda dapat memberikan diazepam melalui anus. Untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dapat diberikan obat, sebagian besar kejang demam akan berhenti sendiri sebelum lima menit.
Apakah anak perlu masuk rumah sakit? Bila kejang berlangsung kurang dari lima menit, kemudian anak sadar dan menangis, biasanya tidak perlu dirawat. Bila demam tinggi, kejang berlangsung lebih dari 10-15 menit, kejang berulang atau anak tidak sadar setelah kejang berhenti. Anda harus membawanya untuk dirawat.
Untuk membantu menentukan apa yang akan terjadi pada anak dikemudian hari, kejang demam dibagi dalam kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.
Kejang demam sederhana adalah bila kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan tidak berulang pada hari yang sama, sedangkan kejang demam kompleks adalah bila kejang hanya terjadi pada datu sisi tubuh, berlangsung lama lebih dari 15 menit atau berulang dua kali atau lebih dalam satu hari.
Kejang demam sederhana tidak menyebabkan kelumpuhan, meninggal atau mengganggu kepandaian. Risiko untuk menjadi epilepsi di kemudian hari juga sangat kecil, sekitar 2% hingga 3%. Risiko terbanyak adalah berulang kejang demam, yang dapat terjadi pada 30 sampai 50% anak. Risiko-risiko tersebut lebih besar pada kejang demam kompleks.
Rekaman otak atau electroencephaiografi (EEG) biasanya tidak likakukan secara rutin, karena tidak berguna untuk memperkirakan apakah kejang akan berulang kembali, juga tidak dapat memperkirakan apakah akan terjadi epilepsi di kemudian hari. Pemeriksaan CT scan atau MRI juga tidak perlu dilakukan.
Untuk anak dengan kejang demam kompleks atau anak mengalami kelainan saraf yang nyata, dokter akan mempertimbangkan untuk memberikan pengobatan dengan anti kejang jangka panjang selama 1-3 tahun. Obat yang digunakan misalnya phenobarbital yang sangat efektif untuk mencegah berulangnya kejang, namun menyebabkan anak menjadi hiperaktif.