Rabu, 22 Desember 2010

Klinik Cinta Ananda: Tentang kita

Klinik Cinta Ananda: Tentang kita: "'Klinik Cinta Ananda'Alamat: Grand Kahuripan Blok AE no. 18Klapa Nunggal CileungsiJawa BaratTelepon : 021-90514915 Klinik ini didirikan 12 ..."

Waspadai Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue atau DBD biasa menyerang saat musim penghujan. Terlebih negara kita termasuk negara beriklim tropis yang merupakan tempat hidup favorit bagi nyamuk. Demam ini bisa menjadi penyakit yang mematikan jika tidak segera ditangani. Khususnya, anak-anak seringkali menjadi sasaran dari gigitan nyamuk yang menyebabkan penyakit ini. Sebagai orangtua, sebaiknya berusaha mencegah agar anak dan seluruh anggota keluarga agar terhindar dari penyakit ini. Juga perlu bersikap sigap jika ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala penyakit demam berdarah. Bekali diri Anda dengan informasi seputar penyakit ini agar dapat membantu akibat negatif dari penyakit demam berdarah dengue.

Pencegahan & Pengobatan Diare pada Anak Di Rumah

Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia rata-rata akan mengalami diare 2-3 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya oralit, angka kematian akibat diare telah sangat menurun. Namun demikian, balita yang mengalami gizi kurang masih cukup tinggi, yang antara lain dapat merupakan akibat penyakit diare pada anak. Berikut akan dijelaskan secara ringkas mengenai pencegahan dan pengobatan diare di rumah.
Pola buang air besar pada anak
Pada umumnya, anak buang air besar sesering-seringnya 3 kali sehari dan sejarang-jarangnya sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair” (kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), “lembek” (seperti bubur), “berbentuk” (tinja normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit). Pada bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi buang air besarnya lebih sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.
Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah (mungkin darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati).
Kapan disebut diare ?
Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya “lebih encer” dan “lebih sering” dari biasanya. Tinja anak diare dapat mengandung lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.
Gejala yang timbul akibat penyakit diare
Karena terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus, pada awalnya anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat dan timbullah gejala-gejala: anak tampak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan diri pada dehidrasi berat. Mata tampak cekung, ubun-ubun cekung (pada bayi), bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis, turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut, nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin, dan kencing berkurang. Pada keadaan dehidrasi berat nafas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat basa (menderita asidosis). Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang.
Prinsip pengobatan diare
Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip pengobatan diare adalah:
  • Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
  • Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu formula.
  • Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.<div class="fullpost">
    </div>
Pengobatan dimulai di rumah ?
Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian. Sebaiknya diberikan cairan oralit yang telah tersedia di pasaran saat ini seperti oralit 200 mloralit I liter,Oralit-200 dan Pharolit-200 dan juga larutan oralit siap minum seperti Pedialyte dan Renalyte. Bila tidak tersedia, dapat pula digunakan larutan yang dapat dibuat di rumah seperti larutan garam-gula atau larutan garam-tajin (lihat Tabel 1).
Tabel 1. Cara membuat larutan garam-gula dan larutan garam-tajin
Larutan Garam-Gula
Larutan Garam-Tajin
Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir,seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas (200 ml) air matang.
Setelah diaduk rata pada sebuah gelas diperoleh larutan garam-gula yang siap digunakan.
Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan munjung (100 gram) tepung beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram) garam dapur, 2 (dua) liter air. Setelah dimasak hingga mendidih akan diperoleh larutan garam-tajin yang siap digunakan.
Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit 50-100 ml (tergantung berat ringannya dehidrasi) per kilogram berat badan dalam 3 jam untuk mengobati dehidrasi dan bila masih mencret oralit terus diberikan seperti di atas, yaitu 10 ml per kilogram berat badan setiap mencret (lihat Tabel 2).
Bagaimana mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke dokter? Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas. Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya membaik.
Kapan dirujuk ke puskesmas atau dokter ?
Anak dirujuk ke puskesmas atau dokter bila:
  • Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak bermanfaat
  • Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit kurang berhasil
  • Terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor kurang, tangan dan kaki dingin, tidak sadar).
Pencegahan diare
Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Beberapa upaya yang mudah diterapkan adalah:
  • Penyiapan makanan yang higienis
  • Penyediaan air minum yang bersih
  • Kebersihan perorangan
  • Cuci tangan sebelum makan
  • Pemberian ASI eksklusif
  • Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet)
  • Tempat buang sampah yang memadai
  • Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
  • Lingkungan hidup yang sehat
Tabel 2. Pengobatan diare di rumah
Derajat dehidrasi
Jenis
cairan
Jumlah
cairan
Jadwal pemberian
Belum dehidrasi
  • Cairan rumah tangga atau oralit
  • 10 ml per kg berat badan setiap kali mencret
  • 24 jam
Dehidrasi ringan
  • Oralit
  • 50 ml per kgbb
  • 10 ml per kgbb tiap mencret
  • 3 jam
  • 24 jam
Dehidrasi sedang
  • Oralit
  • 100 ml per kgbb
  • 10 ml per kgbb tiap mencret
  • 3 jam
  • 24 jam
Dehidrasi beratSegera dibawa ke Puskesmas atau RS karena anak perlu mendapat infus
Penutup
Diare pada anak dapat menyebabkan kematian dan gizi kurang. Kematian dapat dicegah dengan mencegah dan mengatasi dehidrasi dengan pemberian oralit. Gizi kurang dapat dicegah dengan pemberian makanan yang memadai selama berlangsungnya diare. Peran obat-obatan tidak begitu penting dalam menangani anak dengan diare. Pecegahan dan pengobatan diare harus dimulai di rumah. Sumber IDAI.or.id</div>

Fakta VS Mitos seputar Asma pada Anak-Anak

Kita sering mendengar banyak pendapat atau mitos turun–temurun mengenai penyakit asma pada anak. Namanya juga mitos, ada yang memang secara medis benar, tetapi sebagian besar tidak benar sehingga menyebabkan pemahaman yang salah tentang asma. Berikut ini adalah mitos-mitos seputar penyakit asma pada anak, disertai pembahasan kebenaran mitos tersebut.
1. Asma merupakan penyakit menular
Tidak benar. Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh dan dapat ditransmisikan ke orang lain. Asma bukan merupakan penyakit menular sehingga penderita asma tidak perlu dijauhi.
2. Asma merupakan penyakit keturunan
Memang benar bahwa seringkali didapatkan orangtua yang menderita asma anaknya kemudian juga menderita asma, namun tidak selalu terjadi demikian. Terkadang orangtua penderita asma, anaknya bukan atau sebaliknya. Asma merupakan salah satu manifestasi penyakit alergi. Sifat alergi inilah yang diturunkan dari orangtua ke anaknya tetapi bentuk penyakit alerginya tidak selalu sama. Manifestasi alergi yang muncul bisa bermacam-macam, misalnya kaligata (biduran), alergi seafood, alergi obat, pilek alergi (rinitis alergi), eksim, sedangkan bila bermanifestasi di saluran pernapasan bisa terjadi asma. Sehingga kadang orangtua alergi obat, anaknya menderita asma.
3. Pergi ke pantai dapat menyembuhkan asma
Tidak benar. Tinggal di daerah pantai yang udaranya bersih memang bisa membuat penderita asma terkontrol gejalanya sehingga kelihatan sembuh. Bila hanya sekali-sekali saja pergi ke pantai tidak berarti asmanya akan sembuh.
4. Asma tidak dapat disembuhkan
Benar dalam artian sifat alerginya akan terus menetap. Penderita asma yang terkontrol gejala asmanya dapat hidup dan beraktivitas seperti orang normal lainnya dalam waktu yang cukup lama. Namun demikian, bila suatu saat terpajan dengan pencetus dapat saja terjadi serangan asma kembali.
5. Bila sejak awal tidak diperkenalkan dengan es atau coklat maka sewaktu besar anak menjadi rentan jika mendapat es/coklat tersebut
Tidak benar. Seorang anak yang setiap minum es atau makan coklat timbul serangan batuk/sesak bukan karena tidak dibiasakan sewaktu kecil, tetapi pada dasarnya ia telah mempunyai riwayat alergi sehingga kedua hal tersebut menjadi faktor pencetus terbangkitnya reaksi alergi dalam tubuhnya. Bila memang hal itu terjadi maka untuk menghindari timbulnya serangan asma maka anak tersebut sebaiknya juga dihindarkan dari kedua hal tersebut.
6. Berenang dapat menyembuhkan asma
Tidak benar. Berenang merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan untuk pasien asma, tetapi tidak berarti asmanya akan sembuh dengan berenang. Olahraga lain yang dapat meningkatkan kebugaran tubuh pasien akan sangat bermanfaat bagi pernapasan pasien.
7. Obat hirupan hanya digunakan untuk asma yang berat
Tidak benar. Ada obat hirupan yang ditujukan untuk meredakan serangan dan ada yang untuk pengendali. Anak dengan asma yang hanya sekali-sekali mendapat serangan ringan dapat menggunakan obat hirupan untuk meredakan serangannya.
8. Obat hirupan yang dipakai setiap hari dapat menimbulkan adiksi (ketergantungan)
Tidak benar. Obat asma hirupan tidak mengandung obat yang menyebabkan ketergantungan atau adiksi. Penghentian pemakaian obat pengendali hirupan yang tidak tepat dapat mengakibatkan serangan asma, tetapi bukan karena adiksi melainkan karena asmanya belum terkontrol.
9. Anak dengan asma tidak boleh berolahraga
Tidak benar. Anak dengan asma dapat berolahraga seperti teman sebayanya, namun bila serangan asmanya sering dipicu oleh aktivitas fisik maka dalam berolahraga harus didahului dengan pemanasan (warming-up) dan diakhiri dengan pendinginan yang baik. Bila perlu dapat memakai obat dahulu sebelum berolahraga. Selain itu perlu berhati-hati dalam olahraga yang perlu kecepatan tinggi misalnya sprint atau balap sepeda.
10. Steroid dalam obat hirupan dapat menyebabkan pengeroposan tulang atau maskulinisasi
Tidak benar. Steroid dalam obat hirupan untuk pengendali asma berbeda dengan steroid yang banyak digunakan oleh atlet untuk memperbesar ototnya. Dosis steroid hirupan yang digunakan juga sangat kecil sehingga efeknya tidak seperti bila steroid diberikan melalui obat minum atau suntikan. Penggunaan steroid hirupan jangka panjang sudah terbukti aman dan tidak menimbulkan efek samping berbahaya. Bila saat serangan diperlukan steroid yang diminum atau disuntik, pemberiannya hanya 3-5 hari sehingga tidak didapatkan efek samping pula.
Nah, jadi jelaskan bahwa banyak mitos yang selama ini diyakini ternyata keliru. Oleh sebab itu ubahlah pandangan yang salah tentang asma sehingga penanganan anak asma bisa tercapai secara lebih baik. Semoga bermanfaat ! Penulis : Nastiti Kaswandani IDAI.or.id